KEUTAMAAN LAILATUL QADAR
1. Ibadah seperti shalat, tilawah Qur’an dan dzikir serta amal sosial (shadaqah, zakat, infaq) yang dilakukan itu lebih utama daripada ibadah seribu bulan (Anas bin Malik ra)
2. Riwayat Anas bin Malik ra. Rasulullah saw bersabda, “Lailatul Qadar untuk umatku, dan tidak memberikannya kepada umat-umat sebelumnya”.
3. Pada malam itu pintu-pintu langit dibuka, dan Allah menerima taubat dari hamba-Nya yang bertaubat.
4. “Barang siapa melakukan (qiyam, shalat malam) pada Lailatul Qadar, atas dasar iman dan semata-mata mencari ridha Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya” (HR Bukhari, Muslim dan Baihaqy).
5. Tidak ada malam yang lebih utama dari Lailatul Qadar. Ibnu Abi Syaibah menyampaikan ungkapan Hasan Al Bashri, “Saya tidak pernah tahu adanya hari atau malam yang lebih utama dari malam yang lainnya, kecuali Lailatul Qadar, karena Lailatul Qadar lebih utama dari (amalan) seribu bulan“.
TANDA MALAM LAILATUL QADAR
1. Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.”
2. Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah, yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
3. Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
4. Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim)
KAPAN MALAM LAILATUL QODAR TERJADI?
1. Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
2. Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
3. Terjadinya lailatul qadar di tujuh malam terakhir bulan ramadhan itu lebih memungkinkan sebagaimana hadits dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.” (HR. Muslim)
PREDIKSI LAILATUL QADAR BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI PARA ULAMA TASHAWWUF
PREDIKSI PERTAMA : Dalam kitab I’anatuththaalibiin juz II halaman 257, cetakan al ‘Alawiyyah Semarang : Imam Ghozali dan lainnya berkata :
1. Jika awal Ramadhan hari Ahad maka lailatul qodar malam 29
2. Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 21
3. Jika awal Ramadhan hari Selasa maka lailatul qodar malam 27
4. Jika awal Ramadhan hari Rabu maka lailatul qodar malam 29
5. Jika awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qodar malam 25
6. Jika awal Ramadhan hari Jum’at maka lailatul qodar malam 27
7. Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka lailatul qodar malam 23
PREDIKSI KEDUA : Dalam kitab Hasyiyah ash Shaawi ‘alal Jalaalain juz IV halaman 337, cetakan Daar Ihya al Kutub al ‘Arabiyyah :
Imam Abil Hasan As-Syadzily berkata :
1. Jika awal Ramadhan hari Ahad maka lailatul qodar malam 29
2. Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 21
3. Jika awal Ramadhan hari Selasa maka lailatul qodar malam 27
4. Jika awal Ramadhan hari Rabu maka lailatul qodar malam 29
5. Jika awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qodar malam 25
6. Jika awal Raamadhan hari Jumat maka lailatul qadar malam 17
7. Jika awal Raamadhan hari Sabtu maka lailatul qadar malam 23
PREDIKSI KETIGA : Dalam kitab Hasyiyah al Bajuri ‘ala Ibni Qaasim al Ghaazi juz I halaman 304 , cetakan Syirkah al Ma’arif Bandung : Para Ulama’ berkata :
1. Jika awal Ramadhan hari Jumat maka lailatul qodar malam 29
2. Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka lailatul qodar malam 21
3. Jika awal Ramadhan hari Ahad maka lailatul qodar malam 27
4. Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 29
5. Jika awal Ramadhan hari Selasa maka lailatul qodar malam 25
6. Jika awal Raamadhan hari Rabu maka lailatul qadar malam 27
7. Jika awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qadar malam 21
PREDIKSI KE-EMPAT : Menurut kitab :Kisyful Hijab: Syekh Ahmad Sukairij :
Jika awal Ramadhan hari Jumat, maka Lailatul Qadar pada malam 29
Jika awal Ramadhan hari Sabtu, maka Lailatul Qadar pada malam 21
Jika awal Ramadhan hari Ahad, maka Lailatul Qadar pada malam 27
Jika awal Ramadhan hari Senin, maka Lailatul Qadar pada malam 19
Jika awal Ramadhan hari Selasa, maka Lailatul Qadar pada malam 25
Jika awal Ramadhan hari Rabu, maka Lailatul Qadar pada malam 17
Jika awal Ramadhan hari Kamis, maka Lailatul Qadar pada malam 23
Walau bagaimanapun, kebanyakan ulama’ mentarjihkan (menguatkan) pendapat yang mengatakan Lailatul Qadar terjadi pada malam 27 Ramadhan berdasarkan keterangan hadith daripada Ubay bin Ka’ab dan peristiwa-peristiwa yang berlaku pada malam 27 itu.